AKHIRNYA PERGUNU TANGGUL DILANTIK
Setelah
sekian lama menunggu, akhirnya PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama’ Kec.
Tanggul ) Tanggul dilantik dan dikukuhkan oleh Pimpinan Cabang PERGUNU Kab.
Jember hari Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437 / 20 Maret 2016 di MI Negeri Tanggul
Wetan, dalam sambutannya, Ketua PERGUNU Tanggul, Dedi Ependi, S.Ag., MM,.
Program awal adalah kita (Pergunu
Tanggul, Red) membangunkan guru-guru di Tanggul ini menjadi guru yang
profesional, guru yang patuh terhadap NU, tidak hanya patuh jika ada pemberkasan
TPP, TF, dan lainnya serta permasalahan (tentang
guru) yang ada di Tanggul perlu mendapat perhatian kita semua, kedepan
mohon arahan, pendampingan dari Cabang (kalau
perlu sampai pusat. Red), bagaimana sebenarnya PERGUNU melangkah, sementara
Sambutan dari PC. PERGUNU Jember. PERGUNU punya murid, dan wali murid dalam
memperkuat aqidah ahlussunnah wal jamaah menuju islam rahmatallil alamin,
mencerdaskan anak bangsa, serta menangkal aliran sempalan (menyimpang, sesat. red) yang akhir-akhir ini marak terjadi
ditengah-tengah masyarakat. Islam ditegakkan dengan akhlakul karimah, tidak
mudah menuduh, mengkafirkan orang lain. inilah NU, yang doktrinnya santun (baca perjuangan wali songo dan ulama-ulama
salaf, red) maka dari itu adanya PERGUNU di Tanggul mudah-mudahkan akan
menyatukan kita dibawah Nahdlatul Ulama, guru yang berprilaku baik, mengajar
baik, kemasyarakat baik, dengan sendirinya akan menjadi anak bangsa yang baik
pula. Selanjutnya Pengarahan oleh Dewan Pakar PC. PERGUNU Jember, Kiyai. Dr. A.
Musta’in Billah, S.Ag., M.Pd.I, beliau menekan kepada Guru dan PERGUNU yakni :
akhlakul karimah, niat, dan amal. Jika sudah jadi guru mantapkan tekad
mencerdaskan anak bangsa, jangan sering ditinggal muridnya untuk mencari
sawiran, tambahan penghasilan. Diharapkan sebelum pelajaran dimulai, murid diberi
pengarahan, tawassul, sehingga murid tidak langsung menerima materi namun
menerima kalimat Toyyibah dahulu. Maka guru yang baik, akan mengakui kehebatan
muridnya, dan murid yang baik selalu takdim kepada gurunya, meskipun tidak lagi
mengajar dirinya. (Arsip MWC)